Peringati Maulid Nabi, YRBK Banjar Dorong Para Siswa Tingkatkan Budaya Literasi

Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) Kota Banjar, terus melakukan lawatannya di berbagai kesempatan dan sekolah, guna mendorong para siswa meningkatkan budaya literasi di Kota Banjar.
Untuk mendiskusikan soal literasi tak hanya memanfaatkan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) saja, namun di Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) juga digunakan YRBK untuk hal yang sama.
Seperti pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di SMA Al Azhar, Selasa (12/12/2017) lalu, YRBK bersama puluhan siswa dan siswi mengajak untuk meneladani akhlaq nabi seperti yang tertuang dalam Kitab Al Barzanji.

Pendiri YRBK, Sofian Munawar, mengatakan, bahwa pentingnya budaya literasi tidak bisa lepas dari sejarah Islam maupun dunia pesantren. Seperti halnya Kitab Al Barzanji, karena menurutnya kitab tersebut merupakan suatu karya monumental berusia ratusan tahun, yang bisa dinikmati oleh umat Islam, baik dari sisi sastranya maupun kontekstualnya.

“Ini berkat literasi yang dimiliki sang penulis kitab tersebut, yakni Syekh Ja`far bin Husain bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, pada zaman Sultan Salahuddin Al-Ayyubi yang memerintah dari tahun 1174-1193 Masehi dan pusat pemerintahannya di Mesir,” terangnya.

Meski banyak pandangan terkait karya sastra tersebut, Sofian menyebutkan tidak menjadi persoalan bagi umat Islam saat ini, khususnya bagi siswa maupun santri. Terpenting adalah bagaimana menumbuhkan budaya literasi agar bisa dinikmati oleh semua orang dari masa ke masa.

“Jadi, sebagai siswa ataupun santri saat ini jangan sampai hanya sebatas sebagai penikmat saja, akan tetapi harus memiliki tekad kuat seperti yang dilakukan para ulama terdahulu,” tandas Sofian.

Selain dari tokoh Syekh Syekh Ja`far Al Barzanji, Sofian juga mengingatkan kepada para pelajar untuk meneladani Rosululloh SAW dari berbagai kehidupannya, baik ucapan, pernyataan maupun akhlaknya. Seperti wahyu yang turun kepada Rosul dalam Surat Al ‘Alaq merupakan bagian dari bukti atau landasan betapa pentingnya budaya literasi.

Meski sudah jelas dan tidak bisa diragukan lagi wahyu pertama yang turun ke Rosul, lanjut Sofian, di negara Indonesia yang mayorita muslim dan terbesar di dunia ini justru menempati posisi terendah kedua dari 63 negara dalam bidang literasi.

“Nah, ini sangat kontras sekali dengan apa yang dianjurkan oleh agama kita. Maka dari itu, sebagai muslim, kita juga harus meningkatkan budaya literasi dengan niat ibadah yang ikhlas. Mudah-mudahan dengan ini semangat kita terus bergelora meningkatkan literasi di Kota Banjar,” pungkasnya.

Sementara itu, Hj. Avivati Zahriyyah, mewakili Kepala Sekolah SMA Al Azhar, KH. Munawir Abdurrohim, mengatakan, keberadaan santri di indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah, baik secara kontibusinya maupun keberadaannya. Sebab, di Indonesia yang menjadi pemeluk agama islam terbesar di dunia saat ini juga menjadi panutan bangsa-bangsa lain.

“Dengan posisi bangsa kita saat ini, maka hendaknya para siswa maupun santri untuk terus bisa meninmgkatkan kualitas belajarnya dan bisa memberikan manfaat kepada orang banyak, termasuk kepada negeri,” katanya.

Dengan semangat literasi, lanjut Hj. Vivi, terutama para siswanya yang tengah menghafalkan Al Qur’an, untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi serta berkiprah untuk negeri dengan berbagai prestasi.

“Mudah-mudahan para siswa siswi SMA Al Azhar terus belajar dengan giat dan bisa menunjukkan kepada dunia bahwa kita juga bisa berprestasi dari bidang apapun, termasuk menghafalkan Al Qur’an,” pungkasnya. (Muhafid/Koran HR)

sumber: Harapan Rakyat

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © SMA Al-Azhar Kota Banjar. Designed by OddThemes & Best Wordpress Themes 2018